ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kekalahan tipis yang alami oleh Rano Karno atas lawannya Wahidin Halim tidak bisa dilepaskan dari sentimen isu penistaan agama yang dilakukan oleh terdakwa Basuki Tjahaja Purnma (Ahok). Karena Bersebelahan dengan Jakarta, Banten juga pasti tersambar hawa panas isu ini.
Memang Warga Banten tidak secara langsung menyerang Rano Karno, tetapi lebih kepada kebencian kepada partai utama pendukung pasangan Rano-Embay, yakni PDIP.
Menurut Hasil hasil real count yang di muat laman Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia. Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur itu hanya terpaut 0,5 persen. Dengan pesainngnya yakni Pasangan nomor urut 1 Wahidin Halim-Andika Hazrumy yang memperoleh 50,25 persen suara, sedangkan kandidat nomor urut 2 Rano Karno-Embay Mulya tertinggal dengan 49,75 persen. Selisih suara hanya setengah persen.
Baca Juga : Pantas Saja Di Markas FPI Paslon Ahok-Djarot Menang, Begini Penjelasan FPI
Sementara itu, Indobarometer merilis hasil hitung cepatnya dengan keunggulan tipis pasangan WH-Andika sebesar 50,67 persen, sedangkan Rano-Embay 49,33 persen. Kemudian, dari Indikator Politik, WH-Andika unggul dengan 50,31 persen dan Rano-Embay 49,69 persen.
Karena melihat hasil keunggulannya jauh di bawah 2 persen, di bawah margin of error (2-3%), hasil ini sangat rawan untuk digugat. pastinya Kubu Wahidin tentu tak akan terima seumpama nanti hasil resmi dari KPU menyatakan sebaliknya. Begitu juga dari pihak Rano Karno, dengan kekalahan yang tipis, pihaknya sangatlah mudah jika ingin menggugat hasil ini ke Mahkamah Konstitusi dengan berbagai alasan, terutama kecurangan.
Karena Merasa menang dalam semua survei, Wahidin pun segera meminta Rano legowo atas kekalahan nya dan mengingatkannya untuk tidak perlu repot-repot menggugat hasil Pilkada karena hal itu hanya akan melelahkan kedua pihak.
"Saya minta lawan legowo, cape. Kan sepakat menerima kalah dan menang, saya kira itu harus ada tanggung jawab moralnya. Ketika kalah, ya sudah;
ketika menang, kita juga tidak sombong," kata Wahidin di posko pemenangannya usai penghitungan cepat selesai, Rabu lalu.
Pasangan Wahidin-Andika ini diusung oleh tujuh partai yakni Demokrat, Golkar, Hanura, PKS, PAN, PKB, dan Gerindra. Sementara untuk pasangan Rano-Embay didukung PDIP, NasDem dan PPP.
Menurut penilaian dari banyak warga Banten, Rano Karno memang tidak dapat dikatakan sebagai pejabat yang gagal dalam mengemban tugasnya. Oleh karena itu, kekalahannya lebih kepada faktor luar, terutama sentimen negatif kepada PDIP sebagai parti pengusung Ahok di Jakarta.
Warga Banten terutama yang berada di kawasan penyanggah Jakarta, Tangerang dan Tangerang Selatan, adalah mereka yang lebih dekat dengan isu-isu yang terjadi di Jakarta ketimbang isu di Banten sendiri. Namun Dua wilayah itu adalah yang paling padat penduduknya.
Faktor kedua nya yaitu masih mengakarnya dinasti politik Ratu Atut Chosyiah di provinsi paling miskin di pulau Jawa ini.
Pada tahun 2008, adik Atut yang bernama Haerul Zaman terpilih menjadi Wakil Wali Kota Serang, kemudian menjadi Wali Kota Serang setelah sang Wali Kota meninggal.
Dengan dua pengalaman menjadi wakil dan kemudian gubernur/bupati di tengah jalan, sangat mungkin Andika akan merasakan siklus serupa. Bukan bermaksud mendoakan Wahidin meninggal atau tersangkut korupsi, tetapi sekadar mencermati pola-pola yang berkembang.
Sumber : rimanews
0 Response to "“Si Doel” Tertimpa Sial Kasus Ahok,"
Posting Komentar