iklan

Jangan Permainkan Umat, Stop Kriminalisasi Ulama, Berantas Segera Berita HOAX !!!!

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Jangan Permainkan Umat, Stop Kriminalisasi Ulama, Berantas Segera Berita HOAX !!!!

Menguatnya peran Ulama ditengah Masyarakat seakan membuat segelintir orang yang mempunyai kepentingan terganggu hingga meraka kalang kabut, pasca aksi  411 dan 212 .muncul berbagai kriminalisasi terhadap tokoh utama dibalik berbagai aksi bela islam.
KH Tengku Zulkarnaen selaku Wakil Sekjen MUI Pusat, tiba – tiba dihadang oleh kelompok tertentu sambil mengacung-ngacungkan senjata tradisional saat pesawat Garuda yang ditumpanginya baru saja mendarat di Bandara Sintang, Kalimantan Barat, pada Kamis (12/1/2017).
Terlihat dalam Video penolakan  KH Tengku Zulkarnaen  yang beredar di youtube, aparat kepolisian hanya diam dan tidak bisa mencegah kelompok yang memasuki Apron, yang terlarang di Bandara Sintang.
Jika hal itu bukan sebuah kriminalisasi terhadap ulama, bagaimana bisa sekelompok orang bertindak anarkis sambil membawa senjata bisa masuk Apron Bandara ?? 
KH Habib Rizieq Shihab yang terus selalu di cari kesalahannya. diantara lain Beliau diminta untuk memenuhi panggilan Polda Jabar. Saat pemeriksaan berlangsung, terjadi kasus penyerangan FPI yang mengawal kehadiran Habib Rizieq Shihab oleh GMBI yang diduga kuat dihadirkan oleh Kapolda Jabar.
Terkait kasus tersebut, bagaimana bisa kekerasan itu bisa terjadi tak jauh dari Mapolda Jabar ? yang lebih menghenrankan lagi adalah respon setelah itu , dari Mapolda Jabar. Alih-alih korban dilindungi, eh… justru malah dipersalahkan. Sebaliknya, pihak yang melakukan kekerasan malah dilindungi dan dijenguk Polisi. Lalu akun resmi Humas Polri menyebarkan bahwa GMBI adalah korban dari anarkisme FPI, padahal jelas-jelas FPI yang diserang GMBI.
Ustadz Ismail Yusanto selaku jubir HTI menghawatirkan bahwa semua yang terjadi ini merupakan kolaborasi kekuatan legal, intellijen dan anarkis, Ini sangat berbahaya, bagaimana negara ini memiliki aparat kepolisisan yang begini rupa, karena akan memperuncing pertentangan antar kelompok dan konflik horizontal. Menurut Ismail, ini merupakan aksi balas dendam akibat terganggunya kepentingan asing pasca Penistaan Agama yang dilakukan Ahok. Karena ini terjadi setelah aksi 212. Aksi 212, padahal Aksi Belas Islam itu merupakan Aksi Super Damai, harusnya semua orang bergembira tapi ternyata ada yang berduka dan geram karena "kok damai" sehingga mereka tidak punya alasan untuk memojokan umat Islam, khususnya para Ulamanya.
Baca Juga : Ketua MUI : Ucapan Ahok masuk Kategori Penghinaan Terhadap Islam dan Sikap ini Lebih Tinggi dari Fatwa !!!
ada kepentingan politik besar yang berada dibelakang Ahok terkait bisnis, dan bisnis tersebut terkait dengan pejabat. Di situ ada korupsi dan kolusi sebagaimana tampak pada kasus Reklamasi dan Sumber Waras yang kasusnya terus diulur-ulur oleh KPK. Namun, ketika Ahok menista agama, aparat sudah tidak bisa berkelit lagi karena umat Islam marah.
dan sekarang muncul lagi tuduhan kepada Habib Rizieq dengan fitnah yang sangat keji atas video porno palsu yang tersebar di youtube, hal ini jelas sangat menistakan status ulama.
"Intinya saya sangat menolak kriminalisasi Ulama, apalagi yang dijadikan rujukan publik, apalagi dengan isu pornografi. Itu pintu besar untuk bangkitnya atheisme dan komunisme," ujar  Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, saat dihubungi, Senin (30/1).
untuk pihak lain yang bertanggung jawab atas fitnah ini jika terus dilakukan, akan berdampak kemarahan umat, dan juga dengan membiarkan fitnah ini bergulir, menjadi bukti bahwa pemerintah tidak serius untuk memberantas hoax
"Harusnya pemerintah jadi contoh keseriusan berantas hoax seperti kriminalisasi vulgar terhadap Habib Rizieq Syihab itu. Itu ciri dasar negara hukum," ujar Hidayat. 

sumber : Al-Islam No. 840_21 Rabiul Akhir 1438 H – 20 Januari 2017 M , panjimas.com, khazanah.republika.

ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Jangan Permainkan Umat, Stop Kriminalisasi Ulama, Berantas Segera Berita HOAX !!!!"

Posting Komentar