ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Da'i
keturunan Tionghoa, ustadz Felix Siauw prihatin dengan kriminalisasi terhadap
para ulama akhir-akhir ini. Bahkan donasi umat untuk Aksi Bela Islam pun
dikasuskan dengan pasal TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang). Ya Allah....
sampai segitunya.
Berikut 'SURAT TERBUKA' ustadz Felix Siauw
kepada Polisi, yang diposting di akun fb-nya (22/2/2017):
"Sampai Dimana Bapak
Polisi?"
Logika orang awam yang selalu muncul saat-saat
ini ialah, "Apakah sudah tidak ada lagi pekerjaan yang lebih
penting?", ketimbang mencari-cari kesalahan, apalagi ulama?
Sungguh sudah berlalu rangkaian peristiwa yang
membuat citra bapak-bapak polisi ini dipertanyakan, apakah sejauh itu berbuat
untuk melindungi penista agama?
Mulai dari pelaku dan pelapor, agar pelaku yang
dijadikan tersangka bisa imbang, maka pelapor pun dijadikan tersangka, duhai
dimana keadilan hari-hari ini berada?
Lalu tudingan demi tudingan dilancarkan, mulai
soalan politis sampai makar, tapi yang nyata-nyata ada diabaikan, soalan
penistaan agama dianggap mengada-ada?
Mempersulit, menghalang-halangi, mengancam,
menakut-nakuti, sampai bom asap dan peluru karet yang sampai saat ini entah
siapa yang bertanggung jawab atas perintahnya?
Memperkarakan, memeriksa mereka yang terlibat
dalam aksi seolah mereka adalah bahaya bagi negara, sementara yang nyata bahaya
dibiarkan hanya karena aseng pengusaha?
Bila berhadapan dengan penista agama dan mereka
yang berduit, anda tertawa dan bercanda, tapi dengan garangnya wajah itu
dihadapkan pada ummat, hanya mereka tidak kaya?
Sekarang pencucian uang yang dituduhkan,
keikhlasan ditanyakan. Duhai sampai dimana engkau akan melangkah bapak-bapak
polisi? Tak bisakah mereka berderma demi agama?
Baca Juga : Cie..Cie…Bachtiar Nasir Diusut, Dana Teman Ahok kok Tidak?Ini Jawaban Kapolri
Dari sudut hukum anda
sudah diingatkan, dari
sudut etika apalagi, sebegitukah dunia ini harus diubah salah semua, demi
melindungi mereka yang sudah jelas-jelas salahnya?
Ataukah kami juga punya hak mempertanyakan
kekayaan bapak-bapak polisi yang jauh berlipat daripada sumbangan ummat?
Bolehkah kami menuduh itu hasil yang nista?
Bila tidak, katakan kepada kami, apakah hanya
karena pangkat dan wewenang yang sementara itu, lantas harus seperti ini
ulama-ulama kami diperlakukan dan kami dipaksa menerima?
Jelas-jelas yang anda pertontonkan ini adalah
kedzaliman, bila hukum memang adil, seharusnya semua donasi untuk apapun
diperiksa, tanpa laporan siapa-siapa.
Lalu salahkah kami punya imaji yang tak nyaman
dengan bapak-bapak yang berseragam ini? Bukankah kehadiranmu adalah
ketentraman, bukankah pelayanan yang utama?
Bila salah tolong berikan alasan, tolong sampaikan
keadilan, mohon berikan penjelasan. Tapi bukan model yang lain di lidah lain
pula di hati, sebagaimana yang sudah-sudah ada.
Bagaimana bisa, aksi yang pemimpin tertinggi polri
dan pemimpin tertinggi negara ada di dalamnya dianggap cara pencucian uang,
tidakkah engkau saksikan ikhlasnya airmata mereka?
Ataukah hati nurani sudah tertutup harta, dan
agama sudah berada di posisi setelah jabatan, kehormatan, atau pertemanan?
Apakah hisab Allah tak lagi jadi pengingat bagi kita?
Sampai dimana bapak polisi? Anda akan memberikan
pendidikan buruk pada bangsa ini? Benarkah anda mencintai Indonesia? Bila iya
bukankah jutaan jamaah aksi itu warganya?
Sampai dimana bapak polisi? Anda akan
memperkarakan ulama-ulama kami? Dan mereka yang benar diantara kami? Sedangkan
masyarakat semakin tak suka dan hilang asa?
Sampai dimana bapak polisi? Ataukah sampai usia
membatasi, atau sampai Allah renggut semua kekuasaan di dunia? Atau sampai
batas dimana hilang batas percaya?
Kami tak bosan mendoakan anda, bapak-bapak polisi,
semoga semua ini bukan untuk memihak penista agama dan komplotannya, semoga
masih banyak yang berhati mulia.
Kelak kami berharap bapak-bapak berseragam
pemberani ini, akan menjadi garda terdepan yang mencintai Allah dan Rasul-Nya,
dan mencintai semua yang mencintai agamanya.
__
0 Response to "Cadas !!! Ust. Felix Siauw: "Pak Polisi, Apakah sudah tidak ada lagi pekerjaan yang lebih penting, ketimbang mencari-cari kesalahan ulama?""
Posting Komentar