ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Maraknya
berita hoax alias berita palsu ternyata tidak hanya disebabkan masih mudahnya
masyarakat mempercayai sesuatu yang sensasional.
Di balik itu, suburnya penyebaran berita hoax ternyata juga
karena ada industri yang berada di baliknya.
Bahkan untuk perhelatan sekelas pemilihan kepala daerah
(Pilkada), tim khusus pembuat hoax ini bisa menerima bayaran hingga Rp 1
miliar.
Selain memiliki nilai fantastis, yang tidak kalah mengerikan
adalah, Yogyakarta terindikasi sebagai satu dari beberapa
kota besar dimana hoax diproduksi.
Banyaknya mahasiswa dengan berbagai kemampuan menjadi sumber
daya berharga yang dicari oleh pelaku industri kebohongan ini.
Bahkan, belakangan, lembaga yang diduga kuat bermain di industri
hoax ini mulai berpindah ke Yogyakarta.
Berdasarkan penelusuran Tribun Jogja,
praktik-praktik produksi hoax ini didominasi oleh lembaga atau institusi
tertentu selain sebagian kecil yang dijalankan oleh perorangan.
Sumber Tribun Jogja menyebutkan, ada lembaga yang secara
resmi beroperasi sebagai lembaga konsultan pencitraan merek.
Namun, di belakang layar mereka juga beroperasi sebagai produsen
hoax.
Pada umumnya, mereka memproduksi berita hoax untuk memoles
pasangan calon (paslon) dalam Pilkada dari berbagai daerah di Indonesia.
Sumber Tribun
Jogja yang enggan
disebutkan namanya mengatakan, ia bersama rekannya telah aktif dalam bisnis
penguatan citra tokoh ini sejak 2012.
Pada awalnya, mereka bergerak untuk meluruskan citra dari tokoh
yang dibelanya.
Waktu itu mereka bergerak secara organik atau langsung ke
lapangan.
Namun ketika media sosial semakin marak, ia pun segera gencar
beraksi di medsos.
Baca Juga : Pantas Saja Eks Relawan Jokowi Bilang “PDIP maling teriak maling” , Ternyata Begini …
"Sayangnya,
pertempuran di media sosial sekarang semakin kelewatan. Tidak hanya meluruskan
citra tokoh yang dibela, namun para buzzer ini juga menyerang tokoh lawan.
Beritanya semakin aneh-aneh dan nggak masuk akal," katanya.
Sumber Tribun Jogja ini mengungkapkan, buzzer ada pada
banyak Pilkada.
Mereka yang tahu aturan main biasanya fokus pada memoles citra
tokoh yang mengorder mereka.
"Namun, ada pula yang fanatik. Mereka biasanya nggak peduli
lagi dengan cara. Nyerang nggak karuan pada lawannya," ujarnya.
Bisnis hoax ini menurutnya tidak terlalu terkait dengan ideologi
yang dianut tokoh. Para produsen ini murni mengerjakan order.
Dalam perhelatan Pilkada misalnya, bisa dimahar Rp 500 juta-1
miliar per tim pembuat hoax.
Untuk
hoax-nya sendiri tidak melulu berupa berita namun juga bisa berupa meme.
"Memang ada pula yang bergerak karena kesamaan ideologi.
Namun lebih banyaknya ya karena duit," katanya.
Cara aman untuk memproduksi berita semacam ini menurutnya adalah
menguatkan citra tokoh.
Menurutnya, akan sangat kontraproduktif apabila menyerang tokoh
lawan.
"Orang jenuh dengan berita sampah. Masyarakat juga semakin
cerdas," tegasnya. (tribunjogja.com)
video
Sumber : tribunnews
video
Sumber : tribunnews
0 Response to "Heboh , Kota Ini Terindikasi Sebagai Salah Satu Pembuat Berita Hoax Pilkada Dengan Pembayaran Hingga Rp 1 Miliar !!!"
Posting Komentar