ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Presiden Jokowi
mengeluh demokrasi di Indonesia saat ini sudah kebablasan. Akibatnya, banyak
penyimpangan terjadi seperti politisasi isu Suku, Agama dan Ras (SARA).
Terkait hal tersebut,
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah mengatakan, bahwa
tak seharusnya Jokowi menyalahkan demokrasi yang susah payah didapat Indonesia.
“Demokrasi itu jangan
disalahkan. Demokrasi itu kita dapat berdarah-darah, terus bilang demokrasi kebablasan,
salah itu. Yang disalahkan itu hukum, dan yang menyebabkan hukum itu salah itu
ya pemerintah,” kata Fahri di DPR, Jakarta, Kamis, 23 Februari 2017.
Oleh karena itu, Fahri
meminta Jokowi tidak mengeluh atas kondisi demokrasi di dalam negeri. Salah
satu alasannya, dia adalah pihak yang punya kekuasaan. “Itu soal dirinya
sendiri bukan soal rakyat. Jangan salahkan manusia, salahkan pengaturnya,
negaranya,” kata dia.
Ia juga meminta agar
Jokowi mengkritik dirinya sendiri. Sebab, menurut Fahri sebagai eksekutif dan
sebagai penyelenggara negara, Jokowi gagal memberikan keadilan bagi rakyat.
“Tegakkan hukum yang
adil. Kan kita lihat hukum ini main-main, begitu menyangkut orang-orang
tertentu enggak jadi, begitu menyangkut orang tertentu cepat. Termasuk kriminalisasi
ulama,” kata Fahri.
Fahri mengingatkan
bahwa apabila negara hukumnya tidak tegak maka negara akan kacau. Sebab,
premanisme akan merajalela.
“Tapi kalau hukum
ditegakkan, hukum diadilkan, keadilan ada di mana-mana, maka manusia akan
menemukan ketenangan, harmoni akan tercipta dan tidak ada yang merasa
dizalimi.”
Sebelumnya, Presiden
Jokowi menyebut demokrasi di Indonesia saat ini sudah kebablasan. Dia
menyampaikannya saat pidato di acara pelantikan pengurus Partai Hanura periode
2016-2020, di Sentul International Convention Center Bogor Jawa Barat, Rabu 22
Februari 2017. (hk/vv)
Sumber : eramuslim
0 Response to "Ketika Presiden Mengeluhkan demokrasi di Indonesia yang sudah kebablasan, Politikus Ini Bilang Bukan Demokrasi Yang Salah, Tapi…"
Posting Komentar