ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kepala Kepolsian Daerah (Kapolda) Maluku Utara
(Malut) Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto dan Komandan Korem (Danrem) 152
Babullah Kolonel Inf Sachono mengunjungi korban yang dipukul oleh oknum anggota
polisi saat aksi unjuk rasa yang dilakukan pendukung dan simpatisan pasangan
calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pulau Morotai M. Ali Sangaji-Yulce
Makasarat (Ali-Yuk), Rabu (22/2).
Kapolda dan Danrem beserta Pejabat Utama Polda
Malut tiba di Morotai, Kamis (23/2). Mereka yang tiba dari Resort Daloha Desa Juanga
Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) langsung berkunjung ke RSUD Kota Daruba Desa
Dehigila Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) sekitar pukul 15.30 WIT. Kunjungan
petinggi Polda dan Korem ini untuk melihat kondisi para korban aksi massa.
Kapolda Brigjen (Pol) Tugas Dwi Apriyanto yang
ditemui di depan RSUD menegaskan, menjamin keamanan di Morotai dan memastikan
tidak akan bergejolak lagi. "Saya siap jamin keamanan di Morotai dan saat
ini kondisi di Morotai sudah kondusif," katanya.
Baca Juga : Kapolda: Saya Haji, Punya Pesantren, Ulama Guru Saya; Snouck Hurgronje Juga Haji Bahkan Berfatwa
Ditanya terkait perintah membubarkan massa
secara paksa dan akhirnya terjadi bentrok antara massa aksi dengan polisi,
Kapolda mengaku, dirinya tidak memberikan perintah membubarkan massa aksi
secara paksa, melainkan perintah Kapolres sesuai kondisi di lapangan.
"Saya tidak memberikan perintah larangan
aksi, itu Kapolres yang berikan perintah," kilahnya.
Kapolda yang didampingi Danrem langsung berjalan
menuju mobil ketika ditanya terkait selongsong peluru yang ditemukan tim
pengacara Ali-Yuk di dalam rumah Ali Sangaji, Rabu (23/2).
Sementara informasi yang dihimpun, saat Kapolda
menemui salah satu korban yakni Deni Kuminau, keluarga korban langsung
mengadukan sikap Kapolres AKBP Matheis Beay dan Wakapolres Kompol Toni Kasmiri.
Di hadapan Kapolda, Nurlela Sangaji mengatakan,
konflik antara massa dan polisi itu karena perintah Kapolres dan Wakapolres.
Padahal massa aksi tidak pernah ada niat untuk membuat kericuhan.
"Pak Wakapolres yang datang di rumah pak
Ali Sangaji beserta pasukannya dan mengobrak abrik rumah Ali Sangaji,"
cerita Nurlela mengulangi pernyataannya kepada kapolda.
Ia juga menyampaikan ke kapolda bahwa saat itu
memang ada massa aksi yang masuk di rumah Ali-Sangaji tapi cara polisi menarik
massa aksi dari dalam rumah Ali-Sangaji seperti teroris atau PKI.
"Kalau ditemukan massa aksi di dalam rumah
ya tangkap saja, bukan buang tembakan lalu memukul massa aksi seperti
binatang," katanya di hadapan kapolda.
Nurlela juga mengungkapkan adanya tembakan dan
sisa-sisa peluru di rumah Ali Sangadji.
“Semalam (malam tadi, ted) sekitar pukul 03.00
WIT ada polisi datang di rumah Ali Sangaji untuk mencari sisa-sisa
peluru," katanya.
Kapolda bersama Danrem yang menjenguk korban
kemarin juga memberikan bantuan uang pengobatan sebesar Rp 3 juta kepada Deni
Kuminau, Fahri Lamali, Asra Rurin Tanimbar masing masing Rp 1 juta.(din/jfr/fri/jpnn)
Sumber : jpnn
0 Response to "Pantas Saja Keluarga Korban Sebut Kapolres Pemicu Konflik, Ternyata Begini Alasannya"
Posting Komentar